Definisi
maful muthlaq
Maf’ul
muthlaq atau lebih dikenal dengan mashdar adalah isim yang dibaca nashab yang terbentuk dari fiil di depannya
serta disebutkan bersama fiilnya sebagai penguat makna, penjelas sifat serta
penjelas jumlah. Contoh:
سَجَدْتُ
سُجُودًا "aku benar-benar bersujud"
نِمْتُ
نَوْمًا عَمِيقًا "aku tidur dengan nyenyak"
جَلَسْتُ
الْجُلُوسَ "aku duduk dengan cara tersebut"
جَلَسْتُ
جُلُوسَ الْعُلَمَاءِ "aku
duduk seperti cara duduknya para ulama’"
سَجَدْتُ
سَجْدَةً "aku bersujud satu kali"
سَجَدْتُ
سَجْدَتَيْنِ "aku bersujud dua kali"
سَجَدْتُ
سَجْدَاتٍ "aku
bersujud berkali-kali"
Keterangan:
Coba
perhatikan kata-kata yang diberi garis dalam contoh di atas, kata-kata tersebut
adalah isim-isim yang dibaca nashab yang
dikenal dengan sebutan mashdar.
Dan
coba kemudian kamu telusuri dari
kata apakah mashdar-mashdar di atas terbentuk? Maka setelah kita telusuri lebih lanjut kita mendapati bahwa
mashdar tersebut terbentuk dari fiil yang ada di depannya yaitu (سَجَدَ سُجُودًا ـ
نِمْتُ نَوْمًا ـ جَلَسَ جُلُوسًا).
Kemudian
coba kita amati contoh-contoh di atas dan kita bahas sedikit tentang makna
dibalik kalimat tersebut maka kemudian kita dapat melihat bahwa mashdar-mashdar
di atas dapat memberikan makna baru dalam suatu pembicaraan.
kata
(سُجُودًا) dalam susunan kata (سَجَدْتُ
سُجُودًا) dipakai
untuk menegaskan bahwa si pembicara benar-benar bersujud serta meminta lawan
bicaranya untuk tidak meragukan apa yang ia sampaikan.
Sementara kata (نَوْمًا عَمِيقًا) dalam
susunan kata (نِمْتُ
نَوْمًا عَمِيقًا), serta kata ( جُلُوسَ الْعُلَمَاءِ) dalam
susunan kata (جَلَسْتُ
جُلُوسَ الْعُلَمَاءِ) dipakai untuk menjelaskan sifat duduk dan tidurnya orang
tersebut. tanpa keduanya mustahil seseorang bisa mengetahui posisi duduk maupun tidurnya
orang tersebut.
Sedangkan kata (سَجْدَةً), (سَجْدَتَيْنِ),
serta kata (سَجْدَاتٍ) dalam susunan kalimat di atas dipakai untuk menerangkan
banyaknya sujud yang ia lakukan, dan apabila ketiga kata tersebut dihilangkan
maka seseorang tidak mungkin dapat mengetahui berapa kali ia bersujud apakah
sekali, dua kali atau bahkan berkali-kali.
Berdasarkan
uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Apabila
maf'ul mutlaq-nya (mashdar) berdiri sendiri maka kata tersebut digunakan sebagai
penguat makna (li ta’kidil fi’li). Contoh:
رَفَسْتُ
رَفَسًا "aku benar-benar menendang"
2. Apabila maf’ul
muthlaq-nya (mashdar) diberi kata keterangan sifat (naat), mudhaf ilaih, atau
diberi alif dan lam (ال) maka kata tersebut digunakan
sebagai penjelas sifat (li bayaninnau’i) contoh:
رَفَسْتُ
رَفَسًا شَدِيدًا "aku menendang dengan tendangan keras"
رَفَسْتُ
رَفَسَ الْمُصَارِعِ "aku menendang seperti pegulat"
رَفَسْتُ
الرَّفَسَ "aku menendang dengan cara tersebut"
3. Apabila maf’ul muthlaq-nya (mashdar) diubah ke dalam
bentuk (فَعْلَةً)
maka kata tersebut digunakan sebagai penjelas bilangan
(li bayanil adadi). Contoh:
رَفَسْتُ
رَفْسَةً "aku menendang sekali"
رَفَسْتُ
رَفْسَتَيْنِ "aku menendang dua kali"
رَفَسْتُ
رَفْسَاتٍ "aku menendang berkali-kali"
Isim-isim yang dapat dipakai sebagai pengganti mashdar
dalam kitab jami’
al-durus al-arabiyah disebutkan bahwa ada beberapa macam isim yang dapat dipakai
sebagai ganti dari mashdar dalam menjalankan fungsi serta kedudukannya sebagai
maf’ul muthlaq, yaitu:
1. Sinonimnya, seperti قَامَ
زَيْدٌ وُقُوفًا
(aku benar-benar berdiri)
(kata وُقُوفًا merupakan
sinonim dari kata قِيَامًا
)
2. Mashdar yang
tidak terbentuk dari fiil di depannya namun memiliki akar kata yang sama dengan
fiil di depannya, seperti
وَأَنْبَتَهَا
نَبَاتًا حَسَنًا
"dan alah telah membesarkanmu dengan baik"
(kata نَبَاتًا
tidak terbentuk dari kata أَنْبَتَهَا
namun terbentuk dari fiil lain yang memiliki persamaan akar kata dengan kata أَنْبَتَهَا
yaitu kata نَبَتَ)
3. Sifatnya, seperti يَعِيشُ الْمُسْلِمُونَ سَعِيدَةً
(orang-orang islam hidup bahagia)
Bentuk
aslinya adalah يَعِيشُ
الْمُسْلِمُونَ عَيْشَةً سَعِيدَةً namun setelah mashdarnya (عَيْشَةً) dihapus maka kata sifat yang terletak sesudahnya (سَعِيدَةً) menggantikan peran serta kedudukan mashdar di depannya
sebagai maf’ul muthlaq.
4.
Kata yang menunjukkan kepada jumlahnya, seperti:
أُسَلِّمُ
عَلَيْكَ ثَلاَثًا "aku mengucapkan salam kepadamu sebanyak tiga kali"
Bentuk
aslinya adalah أُسَلِّمُ
عَلَيْكَ ثَلاَثَ تَسْلِيمَاتٍ