Minggu, 03 Februari 2019

MAF'UL FIH (DZARAF)

Definisi dan pembagian Maf’ul Fiih
Maf’ul fih atau lebih dikenal dengan dzaraf merupakan salah satu diantara beberapa cabang maf’ul dalam ilmu nahwu, dalam kitab jami’ durus al-arabiyah disebutkan bahwa dzaraf adalah isim yang dibaca nashab dengan mengira-ngira arti (فى) yang digunakan untuk menerangkan waktu serta tempat terjadinya sebuah peristiwa. Dzaraf terbagi dua macam yait2.      Dzaraf makan: yaitu kata yang digunakan untuk menerangkan tempat terjadinya sebuah peristiwa. Contoh: سِرْتُ فَوقَ الرملِ (aku berjalan di atas pasir)
Nama-nama waktu dalam bahasa arab (asma’ al-zaman)
Dalam bahasa arab, nama-nama waktu (أسماء الزمان) terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Mukhtas: yaitu kata keterangan waktu yang dapat digunakan sebagai jawaban dari kata tanya kapan (مَتَى) dan berapa (كَمْ). Contoh:
١ـ وُلِدْتُ يَوْمَ الثُّلاَثَاءِ                                               aku dilahirkan pada hari selasa
٢ـ صُمْتُ شَهْرًا                                                      aku berpuasa selama satu bulan
Kata keterangan waktu dalam contoh pertama (يَوْمَ الثُّلاَثَاءِ) disebut sebagai zaman mukhtas karena kata tersebut dapat digunakan sebagai jawaban dari kata tanya kapan kamu dilahirkan (مَتَى وُلِدْتَ)
Sementara kata keterangan waktu dalam contoh kedua (شَهْرًا) disebut sebagai zaman mukhtas karena kata tersebut dapat digunakan sebagai jawaban dari kata tanya berapa lama kamu berpuasa (كَمْ يَوْمًا صُمْتَ)
Adapun nama-nama waktu yang masuk dalam bab ini antara lain:
a.       يَوْمٌ    (hari)
b.      لَيْلَةٌ     (malam)
c.       أُسْبُوعٌ (sepekan)
d.      شَهْرٌ   (sebulan)
e.       سَنَةٌ    (setahun)
f.       غَدًا     (besok)
g.      بَارِحَةٌ   (tadi malam)
h.  غُدْوَةٌ   (waktu antara subuh dan terbitnya matahari)
i.        بُكْرَةً    (pagi)
j.     عَتَمَةُ    (sepertiga malam pertama)
k.      سَحَرَ    (waktu menjelang subuh)
2. Mubham: yaitu kata keterangan waktu yang tidak dapat digunakan sebagai jawaban dari kata tanya kapan (مَتَى) dan berapa (كَمْ). Contoh:
صُمْتُ زَمَانًا                                                                             "aku berpuasa di suatu masa"  
Adapun nama-nama waktu yang masuk dalam bab ini antara lain:
a.       وَقْتٌ (waktu)
b.      زَمَانٌ (zaman)
c.       حِينَ (ketika)
Nama-nama tempat dalam bahasa arab (asma’ al-makan)
Sama seperti nama-nama waktu, nama-nama tempat (أسماء المكان) dalam bahasa arab juga terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1.  Mukhtas: kata yang menunjukkan arti tempat yang dapat ditentukan dalam bentuk fisik, seperti rumah (بَيْتٌ), sekolah (مَدْرَسَةٌ), masjid (مَسْجِدٌ), dan lain-lain. Dan diantara isim-isim tersebut yaitu nama-nama negara, desa, kota, gunung, sungai, dan lautan.
2. Mubham: kata yang menunjukkan arti tempat yang tidak dapat ditentukan  dalam bentuk fisik, seperti:
a.    Nama-nama arah (أَسْمَاء الجهات), antara lain:
1)     اَمَامَ    (di depan)
2)     وَرَاءَ    (di belakang)
3)     فَوْقَ   (di atas)
4)     تَحْتَ   (di bawah)
5)     عِنْدَ    (di sisi)
6)     مَعَ     (bersamaan)
7)     اِزَاءَ     (di arah lurus)
8)     حِذَاءَ  (di sekitar)
9)     تِلْقَاءَ   (di arah lurusnya)
10)    حَوْلَ  (di sekitar)
11)     بَيْنَ   (di antara)

b.  Nama-nama jarak (أسْمَاء المقادير), antara lain:
1)    مَيْلاً  sepanjang penglihatan mata (yaitu 10 Gholawat/1848 M dalam fiqhul Islam)
2)    فَرْسَخًا  4 mil
3)    بَرِيْدًا 4 farsah

Ketentuan-ketentuan asma al-zaman wa al-makan
Adapun nama-nama waktu yang berbentuk isim dzahir (asma’ al-zaman al-dzahirah) semuanya dapat dinashabkan sebagai dzaraf, baik yang mubham maupun yang mukhtas. Adapun contoh yang pertama (dzaraf zaman mubham) yaitu:
عَمْلتُ حِينًا وَاسْتَرَحْتُ حِينًا
"aku bekerja pada suatu waktu dan aku istirahat pada waktu lain"
sedangkan contoh yang kedua (dzaraf zaman mukhtas) yaitu:
قَضَيْتُ يَوْمًاسَعِيدًا فِى الضَّوَاحِى وَأَمْضَيْتُ يَوْمَ الْخَمِيسِ فِى الرَّيْفِ
"aku menghabiskan hari menyenangkan di pinggiran kota dan menghabiskan hari kamis di kampung "
Namun apabila nama-nama waktu tersebut berbentuk isim dhomir maka isim tersebut tidak boleh dibaca nashab melainkan harus dijirkan dengan huruf (فِى). Contoh:
يَوْمُ الْجُمْعَةُ سِرْتُ فِيهِ                                        "hari jumat, aku berjalan di hari tersebut"
Sedangkan nama-nama tempat (asma’ al-makan) tidak dapat dinashabkan sebagai dzaraf kecuali dalam beberapa tempat berikut:
1.  Nama-nama tempat yang mubham, baik berupa arah yang enam (al-jihah al-sittah), maupun nama-nama jarak (asma’ al-maqodir). Contoh:
قُمْتُ أَمَامَ الأُسْتَاذِ                                                                    "aku berdiri di depan guru"
ناَمَ الْكَلْبُ خَلْفَ الْبَابَ                           "anjing itu tidur di belakang pintu"
سَافَرْتُ كِيلُومِتْرَيْنِ                                              "aku berjalan sejauh dua kilometer"
رَكِبْتُ مَيْلاً       
Aku berkendara sejauh 1 mil
Dengan demikian, maka nama-nama tempat yang mukhtash (asma’ al-makaniyah al-mukhtasoh) tidak dapat dinashobkan sebagai dzaraf tapi harus di-jir-kan dengan huruf (فِى). Contoh:
تَعَلَّمَ مُحَمَّدٌ فِى الْمَدْرَسَةِ                                        "muhammad belajar di sekolah"
نَامَتْ فَاطِمَةُ عَلَى السَّرِيرِ                                        "fathimah tidur di atas kasur"
2.   Isim makan yang terbentuk dari akar kata yang serupa dengan amil di depannya. Contoh:
حَلَلْتُ مَحَلَّ الرَّئِيسِ                                                      "aku menempati tempatnya ketua"
جَلَسْتُ مَجْلِسَ الأسْتَاذِ                                      "aku duduk di tempat duduknya guru"
Apabila isim makan tersebut tidak terbentuk dari akar kata yang sama dengan amilnya maka isim tersebut tidak dapat di-nashab-kan sesbagai dzaraf tapi harus di-jir-kan oleh huruf (فِى). Contoh: 
جَلَسْتُ فِى مَرْمَى الْكُرَّةِ   
aku duduk di tempat pelemparan bola.
Macam-macam dzaraf
Dzaraf, baik berupa kata keterangan tempat (dzaraf makan) atau waktu (dzaraf zaman), terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1.    Dzaraf mutasharrif: yaitu kata yang tidak hanya dapat diposisikan sebagai dzaraf atau yang menyerupainya (di-jir-kan dengan من), tapi juga dapat menempati jabatan lain dalam jabatan-jabatan kalimat isim seperti fail, mubtada’ , khabar, dll. Diantara dzaraf-dzaraf ini antara lain adalah:
يَوْم ـ شَهْر ـ سَنَةٌ ـ أُسْبُوعٌ ـ سَاعَةٌ ـ صَبَاح  ـ مَسَاءُ ـ نَهَار ـ لَيْلَةٌ ـ لَحْظَةٌ ـ مَيْلٌ ـ فَرْسَخٌ ـ 
كِيلُو مترـ يَمِينٌ ـ يَسَار ـ وَسَطَ ـ وَقْتٌ ـ زَمانٌ ـ شمال ـ جنوب ـ شرق ـ غَرْبٌ
Dzaraf-dzaraf ini bisa dinashabkan sebagai dzaraf (kata yang digunakan untuk menerangkan waktu atau tempat terjadinya sebuah peristiwa). Contoh:
 سِرْتُ كِيلُو مِتْرًا                                                                           "aku berjalan sejauh 1km"
تَقَعُ سِينَاءُ شَرْقَ قَنَاة سُوِيس                               "sinai terletak di timur terusan suez"
Sebagaimana juga bisa digunakan untuk selain dzaraf dan dii’rob menurut kedudukannya dalam kalimat (mubtada’ atau fail dst). Contoh:
الْكِيلُومِتْرُ أَلْفُ مِتْرٍ                                
  "satu kilometer setara dengan 1000 meter"
Kata (الْكِيلُومِتْرُ) dalam contoh di atas menjabat sebagai mubtada’ tanda rafa’-nya dengan dhammah karena termasuk isim mufrad.
جَاءَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ                                                                                  "hari jumat telah tiba"
Kata (يَوْمُ) dalam contoh di atas menjabat sebagai fail tanda rafa’nya dengan dhammah karena termasuk isim mufrad.
الشرقُ مهْدُ الأَدْيَانِ السَمَاوِيَةِ     
Timur adalah tempat lahirnya agama
Kata (الشرقُ) dalam contoh di atas menjabat sebagai mubtada’ tanda rafa’nya dengan dhammah karena termasuk isim mufrad.
2. Dzaraf ghairu mutasharrif: zaraf tersebut terbagi menjadi dua macam
a. Kata yang tidak dapat ditempatkan dalam jabatan apapun kecuali sebagai dzaraf, diantara dzaraf-dzaraf ini antara lain:
ـ ذَاتَ  يَوْمٍ ـ قَطُّ ـ عُوضُ
b.kata yang tidak dapat ditempatkan dalam jabatan apapun kecuali sebagai dzaraf, atau sesuatu yang menyerupainya(di-jirkan dengan huruf), diantara dzaraf-dzaraf ini antara lain:
قَبْلَ ـ بَعد ـ أَمَام ـ وراء ـ تحت ـ فوق ـ عند ـ أثناء

Adapun contoh-contoh yang berkaitan dengan dinasobkannya kata-kata tersebut sebagai dzaraf yaitu:
حَضَرْتُ قَبْلَ الْمِيعاد                                                        "aku datang sebelum waktunya"
سَأَرْجِعُ بَعْدَ الْمَغْرِبِ                               
"aku akan pulang sesudah maghrib

Sedangkan contoh-contoh yang berkenaan dengan di-jir-kan kata-kata tersebut dengan huruf (مِنْ) yaitu:
حَضَرْتُ مِنْ قَبْلِ الْمِيعاد                                              "aku datang sebelum waktunya"
سَأَرْجِعُ مِنْ بَعْدِ الْمَغْرِبِ                        
   "aku akan pulang sesudah maghrib"